From the Bottom of My Heart.....

Bunda, Perjalanan hidup tak pernah bisa kita duga...
Apapun yang Allah tunjukan hanya dapat kita jalani sambil terus berharap dan berkeyakinan bahwa Allah selalu bersama dalam setiap langkah kita....


The success of life, CANNOT be measured while the person is till in the PROCESS of life.
Only by the way we ends our life will we know whether It has been SUCCESSFUL. Be Patient..
and please do not measuring your life with other.

Thursday, February 09, 2012

Astaga, Seperempat Hidup Pekerja Kantoran Dihabiskan dengan Duduk

Newsroom -MENGHABISKAN waktu harian di kantor membuat Anda tak sadar agenda yang banyak dilewatkan sangatlah tidak sehat. Seperempat hidup Anda dihabiskan dengan duduk yang sebenarnya dapat berpengaruh buruk terhadap fisik dan kesehatan Anda.

Berdasarkan penelitian para ilmuwan, seorang pekerja kantor rata-rata menghabiskan tujuh jam tidur, duduk lima jam, dan 41 menit di meja setiap hari. Tidak ada perbedaan waktu yang cukup besar bukan? Oleh karena itu, para ilmuwan percaya bahwa hal ini dapat memengaruhi tidak hanya urusan fisik, tapi juga kesehatan mental.

Para ilmuwan Inggris dari Loughborough University telah melakukan survey dimana membuktikan bahwa 70 persen dari pekerjaan sehari-hari di kantor sangat tidak sesuai dengan rekomendasi untuk kegiatan fisik. Padahal, 50 persen dari mereka berusia senja yakni sekira lima puluh tahun atau kurang dari itu. Seperti dilansir Genius Beauty, Selasa (7/2/2012), bahwa survei menunjukkan jika mereka yang menghabiskan begitu banyak waktu di meja kantor cenderung memiliki gaya hidup yang sama di rumah. Mereka umumnya tidak ingin pergi ke mana saja, jarang berjalan, atau tidak bertemu dengan teman-teman.

Dan itu merupakan bencana yang mengancam pada aktivitas fisik dan tantangan global. Tidak hanya pada tubuh, tetapi juga jiwa Anda. Dari penelitian tersebut, mayoritas responden mengaku bahwa mereka sering mengalami stres dan depresi.

Dr Myanna Duncan, penulis studi tersebut, mengatakan bahwa sebenarnya orang tidak memerlukan psikolog untuk pergi ke suatu tempat. Mereka semuanya dapat melakukannya seorang diri. Manfaatnya adalah selain dapat meningkatkan kesehatan fisik, keseimbangan emosional pun akan datang. Bayangkan saja, jika semua pekerja kantor menghabiskan lima jam untuk melakukan pekerjaan mereka, kebanyakan dari mereka menghabiskan waktu lebih banyak untuk bercengkerama dengan jejaring sosial, bermain game, dan membaca rekomendasi di jurnal online tentang cara untuk menangani aktivitas fisik di tempat kerja, serta apa alat untuk mereka dapat digunakan.

Selain itu, mereka pun lebih memilih untuk menuliskan pesan Skype untuk rekan-rekan mereka ketika di kantor. Jadi, kekhawatiran para ilmuwan akan bahaya duduk terlalu lama cukup masuk akal bukan? 

follow twitter @beiga2509
sumber : plazamsn.com

Tuesday, February 07, 2012

Riset Amerika Tegaskan Manfaat Shalat Dan Ibadah

Newsroom - Sebuah riset di Amerika yang diadakan Medical Center di salah satu universitas di sana 'Pyok' menegaskan, shalat dapat memberikan kekuatan terhadap tingkat kekebalan tubuh orang-orang yang rajin melaksanakannya melawan berbagai penyakit, salah satunya penyakit kanker.

Riset itu juga menegaskan, adanya manfaat rohani, jasmani dan akhlak yang besar bagi orang yang rajin shalat.

Riset itu mengungkapkan, tubuh orang-orang yang shalat jarang mengandung persentase tidak normal dari protein imun Antarlokin dibanding orang-orang yang tidak shalat. Itu adalah protein yang terkait dengan beragam jenis penyakit menua.

Para peneliti meyakini, ibadah dapat memperkuat tingkat kekebalan tubuh karena menyugesti seseorang untuk sabar, tahan terhadap berbagai cobaan dengan jiwa yang toleran dan ridha. Sekali pun cara kerja pengaruh hal ini masih belum begitu jelas bagi para ilmuan, akan tetapi cukup banyak bukti atas hal itu, yang sering disebut sebagai dominasi akal terhadap tubuh.

Bisa jadi melalui hormon-hormon alami yang dikirim otak ke dalam tubuh di mana orang-orang yang rajin shalat memiliki alat kekebalan tubuh yang lebih aktif daripada mereka yang tidak melakukannya. Demikian seperti dilansir situs 'Laha'.

Profesor Mas'ud Shabri, anggota Persatuan Ulama Islam Internasional mengatakan, "Kita mengimani bahwa shalat memiliki banyak manfaat rohani, sosial, medis dan sebagainya akan tetapi semua ini masih masuk dalam lingkup ijtihad yang sebagian kalangan bisa benar, dan sebagian kalangan yang lain bisa salah.

Bila salah seorang, misalnya ada yang berkata, 'Di antara manfaat shalat begini,' kemudian ilmu sekarang ini menyingkap ketidakbenaran info ini, maka kesalahan itu dilimpahkan kepada orang yang mengatakan adanya manfaat tertentu itu, bukan pada shalat itu sendiri.!!??

Shabri menambahkan, "Sebelum segala sesuatunya, sikap yang pertama kali harus ditunjukkan adalah bahwa kita wajib menjadikan shalat sebagai suatu ibadah dulu. Kemudian setelah itu, boleh menyebutkan adanya manfaat atau tidak darinya.

Andaikata shalat tidak memiliki manfaat seperti itu selain ketaatan kepada Allah, maka itu sudah cukup bagi kita sebagai suatu kemuliaan berdiri di hadapan Allah swt dalam sehari lima waktu shalat fardhu. Bagi siapa saja yang ingin berdiri lebih lama lagi, maka pintu terbuka untuk itu. Ini sama sekali tidak mengurangi nilai shalat itu sendiri dari sisi-sisi non ibadah.!!


http://situslakalaka.blogspot.com/2011/04/riset-amerika-tegaskan-manfaat-shalat.html

Monday, February 06, 2012

Perilaku Orangtua yang Bikin Anak Stres

Newsroom - Siapa bilang hanya orang dewasa saja yang bisa terserang stres? Anak-anak pun bisa. Biasanya orang dewasa terserang stres karena masalah pekerjaan, keuangan dan lainnya. Bagaimana dengan anak, apa pemicu stres mereka?  

"Faktor penyebab anak menjadi stres adalah perilaku dari orangtuanya sendiri," tukas Rustika Thamrin, Spsi, CHt, CI, MTLT, psikolog dari Brawijaya Women and Children Hospital kepada Kompas Female, saat talkshow "How to be a Healhty & Productive Career Women" di Thamrin Nine, Jakarta Pusat, Jumat (27/1/2012) lalu. 

Menurut Rustika ada beberapa perilaku orangtua yang tidak disadari bisa menimbulkan tekanan pada anak, yang pada akhirnya mengakibatkan stres. Berikut beberapa penyebabnya:

1. Melarang anak menangis
Semua orangtua pasti ingin anaknya menjadi anak yang hebat. Namun seringkali orangtua tidak menyadari bahwa kata-kata motivasi yang diberikan justru membebani anak, dan mungkin saja membuat mereka menjadi stres. "Beban dan tekanan ini terutama dialami oleh anak laki-laki dibanding perempuan, karena di kultur Indonesia laki-laki itu dianggap mahluk yang paling kuat sehingga tidak boleh menunjukkan kelemahannya sedikit pun," ungkapnya.

Pola pikir anak-anak dan dewasa berbeda. Anak, terutama pada balita, hanya akan menyerap kata-kata yang terdengar, dan belum bisa memprosesnya dengan sempurna seperti yang dilakukan orang dewasa. Misalnya, ketika anak terjatuh dari sepeda dan kemudian menangis. Jika yang terjatuh adalah anak perempuan, orangtua biasanya akan membiarkannya untuk menangis. Tetapi ketika yang mengalami adalah anak laki-laki, orangtua pasti akan melarangnya menangis diiringi pesan, "Kamu tidak boleh menangis", "Kamu kan laki-laki, tidak boleh cengeng", atau "Kamu kan anak laki-laki yang kuat, luka ini tidak ada apa-apanya."

Sekilas, tak ada yang salah dengan kalimat tersebut, karena tujuannya memotivasi anak untuk tidak cengeng. Namun, ketika diserap oleh otak anak, kalimat ini akan memiliki arti yang berbeda. Kalimat tersebut akan diterima sebagai sebuah perintah, yang akan selalu ada di otak mereka sampai dewasa. Masuknya perkataan ini ke otak anak akan membuat anak selalu menahan tangisnya, dan memendam perasaan sedihnya. Hal inilah yang membuat anak menjadi stres. "Tidak heran kalau laki-laki jarang dan malu menangis, karena dari kecil sudah dijejali dengan perkataan seperti itu. Padahal orang sah-sah saja untuk menangis dan mengeluarkan perasaan mereka," tambah Rustika. Menangis boleh saja, yang harus dikontrol adalah frekuensinya.

2. Perilaku orangtua tidak konsisten

Menurut penelitian, anak-anak usia 1-7 tahun akan lebih mudah menyerap berbagai hal di sekitarnya melalui bahasa tubuh seseorang (90 persen), intonasi suara (7 persen), dan kata-kata (3 persen). "Orangtua yang plin-plan akan membuat anak kebingungan, dan akhirnya stres karena orangtuanya tidak konsisten," tambahnya. Seharusnya orangtua bersikap tegas dalam mendidik anak, dan antara suami dan istri bekerjasama agar tercapai kata sepakat. Misalnya, anak dihukum ketika melakukan sebuah kesalahan. Namun ketika ia mengulangi kesalahannya, orangtua tidak menghukumnya. Bahasa tubuh orangtua yang tidak konsisten ketika menghadapi masalah yang sama, seperti kadang bersikap galak dan kadang baik, akan membuat anak tertekan.

3. Membeda-bedakan anak

Banyak orangtua yang secara tak sadar membeda-bedakan anaknya. Meski dalam perbuatan tidak terlalu terlihat, namun intonasi suara yang turun naik ketika menghadapi kakak dan adik akan membuat anak merasakan adanya pembedaan sikap orangtua. "Ketika adik kakak berkelahi, biasanya nada bicara orangtua akan lebih lembut ke adik dibanding kakak, karena mengganggap bahwa kakak yang sudah lebih dewasa harus mengalah," bebernya. Intonasi suara yang berbeda ketika menghadapi kakak dengan nada yang keras, dan adik dengan nada yang lembut, akan membuat si kakak merasa si adik lebih disayang dan ia pun menjadi tertekan.

4. Labeling pada anak
Salah satu yang paling berbahaya yang dilakukan orangtua kepada anak adalah memberi label atau cap kepada anak. Kata-kata seperti, "Dasar kamu anak pemalas", atau "Kamu kegemukan, makanya pakai baju apa saja tidak ada yang cocok", atau "Kamu kok lemot sih, nggak pinter seperti kakakmu?". Hati-hati, labeling, apalagi yang diiringi dengan tindakan membanding-bandingkan anak, tak hanya membuat anak merasa tertekan, tetapi juga mengalami luka batin yang akan terbawa hingga ia dewasa.

5. Terlalu sering melarang
Ketika anak berusia 4-6 tahun, anak sedang berada dalam zona kreatif dengan peningkatan rasa ingin tahu dan ingin belajar yang sangat tinggi. Namun, sikap kreatif anak dan daya ekplorasinya dianggap sebagai kenakalan orangtua, lalu berusaha membatasi gerak mereka. "Jangan main di sana", atau "Jangan dipegang-pegang!", dan masih banyak kata larangan lain yang digunakan orangtua untuk membatasi kreativitas anak. Meski memiliki tujuan yang baik agar si anak tidak terluka, namun kata-kata "jangan" dan "tidak" ternyata bisa membuat anak menjadi stres karena mereka tidak bebas untuk melakukan apapun.

Gunakan kata-kata lain yang lebih baik untuk mengarahkan anak, sehingga anak akan menerimanya dengan positif. Anak akan mengerti bahwa Anda melarangnya melakukan hal tersebut karena berbahaya, dan bukan karena tidak sayang pada anak. "Kalau selalu dilarang, suatu saat anak bisa mencuri-curi untuk melakukannya saat Anda tidak tahu," ujar Rustika.

follow twitter @beiga2509
sumber : http://female.kompas.com

Peminum Teh Hijau Lebih Lincah di Usia Senja

Newsroom - Orang lanjut usia atau lansia yang secara teratur minum teh hijau ternyata lebih lincah dan mandiri dibanding mereka yang tidak, demikian menurut sebuah penelitian di Jepang yang melibatkan ribuan orang sebagai sampel. 

Teh hijau mengandung bahan kimia antioksidan yang dapat membantu mencegah kerusakan sel yang dapat menyebabkan penyakit. Para peneliti telah mempelajari efek teh hijau terhadap segala hal mulai dari kolesterol hingga risiko terhadap kanker tertentu. Sejauh ini, hasilnya beragam.

Untuk penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam 'American Journal of Clinical Nutrition', para peneliti memutuskan untuk menyelidiki pertanyaan apakah peminum teh hijau memiliki risiko lebih rendah terhadap kerapuhan dan cacat saat mereka memasuki usia senja atau lansia. Yasutake Tomata dan rekan-rekannya dari Sekolah Pascasarjana Universitas Kedokteran Tohoku mengikuti hampir 14.000 lansia berusia 65 atau lebih selama tiga tahun.

Para peneliti menemukan bahwa mereka yang paling sering minum teh hijau adalah yang paling sedikit mengembangkan 'cacat fungsional', atau masalah dengan kegiatan harian atau kebutuhan dasar, seperti berpakaian atau mandi.

Menurut penjelasan lebih mendalam, hampir 13 persen orang dewasa yang minum kurang dari secangkir teh hijau per hari bisa menjadi cacat secara fungsional dibandingkan dengan 7 persen orang yang minum setidaknya lima cangkir sehari.

"Konsumsi teh hijau secara signifikan berhubungan dengan risiko lebih rendahnya kecelakaan yang disebabkan oleh kecacatan fungsional, bahkan setelah kemungkinan penyesuaian terhadap faktor pembaur," tulis Tomata dan rekannya dalam laporan penelitian yang dikutip Reuters.

Namun, penelitian ini tidak membuktikan bahwa hanya teh hijau yang mampu membuat orang sigap saat mereka lansia. Pecinta teh hijau umumnya memiliki pola diet yang sehat, antara lain mengonsumsi lebih banyak ikan segar, sayuran dan buah. Selain itu, mereka umumnya memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi, kemungkinan merokok yang lebih rendah, kemungkinan serangan jantung dan stroke lebih sedikit, dan ketajaman jiwa yang tinggi.

Mereka juga cenderung lebih aktif secara sosial dan memiliki lebih banyak teman dan keluarga untuk bisa diandalkan. Tetapi bahkan jika faktor-faktor tersebut juga diperhitungkan, teh hijau itu sendiri sangat terkait dengan rendahnya risiko cacat, kata para peneliti. Orang yang minum sedikitnya lima cangkir teh hijau sehari, kurang dari sepertiganya kemungkinan mengembangkan cacat dibanding dengan mereka yang minum kurang dari satu cangkir per hari. Orang yang minum rata-rata tiga atau empat cangkir per hari memiliki risiko 25 persen lebih rendah.

Meskipun tidak jelas bagaimana kemungkinan teh hijau menawarkan pencegahan terhadap kecacatan, tim Tomata mencatat bahwa salah satu studi baru-baru ini menemukan ekstrak teh hijau tampaknya dapat meningkatkan kekuatan otot tungkai wanita lansia. Teh hijau dan ekstrak yang dianggap aman dalam jumlah kecil mengandung jumlah kafein dan vitamin K dalam jumlah kecil pula, yang berarti dapat mengganggu obat yang mencegah pembekuan darah.

follow twitter @beiga2509
sumber : republika.co.id

Sunday, February 05, 2012

Kurang Minum Bisa Bikin Otak Menyusut

Newsroom - Kekurangan air akan membuat dehidrasi pada tubuh. Tak hanya itu, kurangnya asupan air pada tubuh juga bisa mengganggu metabolisme pada tubuh. Hal tersebut dikarenakan tubuh akan kekurangan cairan. Ternyata tak hanya itu dampak bila kurang minum air. Kurang minum ternyata juga bisa menyababkan otak menyusut. OMG!!!

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa dehidrasi tidak hanya memengaruhi ukuran otak, tetapi juga bagaimana otak bekerja. Ketika Anda membiarkan diri Anda berkeringat sampai 90 menit, hal itu ternyata bisa membuat otak Anda menyusut sebanyak satu tahun penuaan. Nah, agar hal itu tidak terjadi, caranya cukup dengan minum segelas atau dua gelas air putih, dan otak pun kembali normal.

Bila Anda kekurangan air, Anda akan dipaksa bekerja lebih keras untuk memproses informasi. Ketika terjadi selama berhari-hari bahkan berminggu-minggu, hal ini bisa memengaruhi performa kerja Anda atau performa anak di sekolah. Maka dari itu, biasakan lah untuk meminum air putih secara cukup setiap harinya. Hal ini untuk untuk menjaga kesehatan dan mencegah penyusutan terhadap otak.

Mengapa Orang Okinawa Panjang Umur?

Newsroom - orang yang mencapai usia di atas 100 tahun, banyak dicapai oleh warga Okinawa, Jepang. Di sana angka penderita penyakit jantung, demensia, dan juga kanker sangat rendah dibandingkan dengan negara lain. Menurut penelitian Dr. Makoto Suzuki dari Okinawa Centenarian Study, di tahun 2006 saja sedikitnya ada sekitar 740 centenarian di Okinawa (90% wanita) dari total populasi 1,3 juta penduduk. Artinya 50 orang mencapai lebih dari usia 100 tahun dari 100.000 penduduknya.

Mau tahu apa rahasianya? 
1. Di Okinawa, mereka mempraktikkan hera hachi bu, atau makan sampai 80 persen kenyang. Mereka tidak terbiasa makan berlebihan. 
2. Gaya hidup spiritual yang mereka lakoni, seperti  dengan rutin berdoa dan bermeditasi, dipercaya mengurangi tingkat stres dan juga terkait dengan panjangnya usia mereka.
3. Sementara itu rendahnya angka kejadian kanker di Okinawa disebabkan karena pola makan mereka tinggi serat. Mereka juga mengasup nasi, kedelai, buah-buahan, omega-3 yang bersumber dari ikan laut, serta jarang mengonsumsi daging merah dan susu.

4. Dukungan sosial dari lingkungan keluarga dan teman juga sangat kuat di sini. Para penduduk yang sudah berusia lanjut juga masih aktif dalam pergaulan. 
"Ikatan yang sosial yang kuat bukan hanya mengurangi stres tapi juga mencegah penyakit dan membuat panjang umur," kata Dan Buettner, seorang peneliti mengenai panjang umur. Buettner menggolongkan Okinawa sebagai salah satu zona biru di dunia.

sumber: Kompas.com