KORUPSI E-KTP
Newsroom - Tiba-tiba ingat cerita hampir
setahun lalu setelah maraknya berita tentang korupsi mega proyek E-KTP di
media2, Tahun 2014 kebetulan KTP jadulku habis masa berlakunya, dan karena
berbagai alasan diantaranya kepindahan kerja ke Bali, dengan pikiran masih ada
SIM untuk check in di bandara jadi urus KTP di tangguhkan dulu karena juga
setiap pulang ke Jakarta setiap dua minggu dan hanya 2-3 hari di rumah itupun
weekend seringnya jadi makin nggak mungkin aja bikin KTP baru.
Akhirnya mulailah menyempatkan
waktu untuk datang langsung ke Kecamatan karena setelah lebih dari sebulan
minta surat pengantar dari RT/RW dengan biaya + 300 ribu yang pada akhirnya
tetap saja harus mengurus sendiri.Namun setelah tunggu punya tunggu setelah
pengambilan ‘gambar’ di kecamatan katanya diminta meninggu satu bulan, yang ada
sudah lebih dari setahun tidak ada kabar sama sekali!
Setelah lelah dan kesal menunggu
akhirnya memutuskan datang lagi ke kantor Kecamatan, setelah mengikuti antrian
yang lumayan dan lihat wajah petugasnya yang ogah-ogahan kerja (dia ga tau apa
cari kerja susah dan banyak orang yang mengincar kursi jeleknya itu). Akhirnya
dapat jawaban yang sudah diduga bahwa katepe belum jadi karena alas an teknis.
Adikku yang mengantar dan memang
tahu sifatku yang paling nggak bisa toleran dengan alasan2 bodoh dan tidak
masuk akal. Dan setelah tidak mendapat jawaban yang pasti dari petugas yang tidak ramah dan tidak jelas
kelakuannya itu akhirnya diajaklah saya ke lantai atas tanpa diberitahu untuk
apa atau mau ketemu siapa.
Di satu ruangan di lantai atas
sepertinya sedang terjadi pertemuan/meeting tak resmi karena ada beberapa orang Bapak-bapak yang sedang
berbincang. Lalu salah satu dari Bapak itu mendekati saya di meja yang berbeda
tapi dalam ruangan yang sama (karena ibu yang mengantar saya ke atas tidak
memperkenalkan siapa Bapak ini dan untuk apa saya dibawa keruangan ini ).
Lalu bapak itu bertanya “ada
apa-ada apa…” dengan gaya santai dan socer (sok ceria!) dengan bĂȘte saya cuma
jawab “Katepe saya kapan jadi !..” lalu bapak itu dan bapak-bapak lainnya
tertawa seolah kalimat saya lucu..”bukan cuma katepe ibu yang belum jadi…tenang
aja nanti dikabarin kalau sudah jadi..” jawabannya enteng dan bikin saya naik
pitam “yang bener aja bikin KTP setahun
lebih ga jadi2?! bapak taukan kegunaan katepe itu untuk apa dan karena ga punya
katepe say jadi ribet mau ngapa2in, Bapak ngerti ga ?! jawab saya dengan esmosi
tingkat dewa.
Melihat reaksi saya seperti itu
bapak terkejut dan balik marah “bukan cuma ibu yang butuh katepe, ratusan orang
bikin katepe juga belum jadi tapi ga ada yang marah seperti ibu!..” …”terserah kalau mereka
nggak marah katepenya ga jadi2 setahun lebih tapi saya marah dan saya mau
kepastian kapan katepe saya jadi..!”
Bapak itu jadi emosi mungkin....”tanya sama jokowi sana, kan menterinya yang urusin,
datang langsung ke DDN sana tanya dan cek sendiri kalau ga percaya..!”.....”loh
kenapa harus saya yang ngecek ke DDN itukan tugas bapak dan anak buah bapak
disini, itulah fungsinya pelayanan masyarakat,
harusnya setiap bulan atau minimal tiga bulan sekali dikontrol ke DDN sampai
mana perkembangan form katepe atau apalah yang sudah diserahkan datanya ke DDN
pantau terus jadi nggak ada yang namanya nunggu sampai satu tahun!, saya juga
pernah kerja jadi saya tahu harusnya seperti apa alur administrasi itu
seharusnya, gitu aja susah..” merepet deh gue…”dan itu ya pak satu lagi, tolong
petugas jaga di depan pasang yang mukanya ramah dan yang ogah2an gitu..betein
aja..!”
Rupanya bapak itu makin marah
karena merasa dipermalukan di depan tamu-tamunya. Sampai dia berujar lucu yang
membuat saya kaget dan mau ketawa “ Kamu tahu nggak siapa saya? Saya ini camat
!..”. lumayan kaget juga ”....masalahnya apa kalau bapak camat,
kebetulan donk kalau gitu bapak bisa pastikan kapan katepe saya jadi !”
sumpah dalam hati emang gue ga tau kalau camatnya itu dia, secara si ibu yang
anter gue ke ruang itu juga ga bilang siapa yang mau gue temuin disini.
Emang gue nggak ada sopan2nya,
biarin deh kesel banget abisnya. Lalu dia ceramah panjang lebar sambil ketawa2
yang gue yakin nutupin malu karena punya warga nyebelin seperti gue..:) akhirnya
si bapak nyerah juga dan kasak-kusuk sama si ibu tadi dan balik ke meja
“ Ya sudah bu, nanti dibantu sama ibu ini dibuatkan resinya, katepe ibu akan
selesai dalam 1 bulan..” hhmmm….lega walau harus nunggu lagi, ga apa yang
penting ada kepastian.
Sepanjang pertemuan itu, adikku
yang nunggu di kursi dekat pintu masuk cuma bisa degdegan aja karena tau
kebiasaanku yang nggak suka dengan birokrasi pemerintah yang aneh2. sepanjang jalan pulang kita bahas 'perbuatanku' diruangan pak camat itu yang bikin adikku degdegan.
Dan…taraaaa…..tak
sampai satu bulan tetanggaku yang kerja di kecamatan kasih info ke kakak bahwa
katepeku sudah selesai!..so….sekarang piker?! Dimana kendalanya sebenarnya???... kenapa
setelah saya marah2 panjang lebar di kantor kecamatan baru katepe jadi bahkan
tidak sampai satu bulan.!! urAyo dipikirin saya mau ngupi dulu ya…assalamualaikum…
Nana beiga : Maret 09.2017